TUGAS II
(KESEHATAN MENTAL)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia terus belajar sepanjang hidupnya.
Hampir semua pengetahuan, sikap, keterampilan, dan perilaku manusia dibentuk,
diubah, dan berkembang melalui kegiatan belajar. Kegiatan belajar juga dapat
terjadi kapan saja, dan dimana saja. pembelajaran dapat dilakukan dengan
berbagai pendekatan. Salah satu pendekatannya adalah pendekatan behavioral.
Pendekatan behavoristik memiliki pandangan atau prinsip yang dikembangkan oleh
beberapa tokoh behavioral.
Psikoanalisa dianggap
sebagai salah satu gerakan revolusioner di bidang psikologi yang dimulai dari
satu metode penyembuhan penderita sakit mental, hingga menjelma menjadi sebuah
konsepsi baru tentang manusia. Hipotesis pokok psikoanalisa menyatakan bahwa
tingkah laku manusia sebagian besar ditentukan oleh motif-motif tidak sadar,
sehingga Freud dijuluki sebagai bapak penjelajah dan pembuat peta
ketidaksadaran manusia.
Psikologi behaviorisme dan psikoanalisis tidak memosisikan
manusia sebagai manusia keduanya tidak bisa menjelaskan aspek eksistensi
manusia yang positif dan penentu seperti: cinta, nilai, makna, dan pertumbuhan
pribadi. Di dalam proses belajar mengajar terjadilah
sebuah interaksi antara berbagai komponen yang setiap komponen di usahakan
saling pengaruh-mempengaruhi sedemikian hingga dapat tercapai tujuan pendidikan
dan pengajaran. Permasalahan muncul ketika bagaimana kita dapat mengenal siswa,
aspek/ karakteristik apa yang dimilikinya serta bagaimana cara-cara untuk. Hal inilah yang akan
dibahas dalam makalah ini, termasuk bagaimana menggunakan prinsip-prinsip
tingkah laku tersebut untuk mengubah atau memodifikasi perilaku dan
menerapkannya dalam pembelajaran.
1.2
Rumusan Masalah
a.
Bagaimana pengertian
behaviorisme, psikoanalisis, dan humanistik
b.
Siapakah tokoh
behaviorisme, psikoanalisis, dan humanistik
c.
Penjelasan biografi
dari Froom, Maslow, dan Rogers
d.
Penjelasan teori dari
Froom, Maslow, dan Rogers
1.3
Tujuan
a.
Mengetahui teori behaviorisme,
psikoanalisis, dan humanistik
b.
Mengenal tokoh-tokoh dari
teori tersebut
c.
Mengetahui biografi Froom,
Maslow, dan Rogers
d.
Mengerti tentang teori
dari tokoh tersebut
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 1. Pengertian teori behaviorisme
Pengertian Behaviorisme adalah sebuah aliran
dalam pemahaman tingkah laku manusia , yang dikembangkan oleh John B. Watson
(1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika sebagai reaksi psikodinamika.
Prespektif behavioral ini berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan
tingkah laku manusia. Asumsi dasar mengenai tingkah laku menurut teori ini
adalah bahwa tingkah laku sepenuhnya di tentukan oleh aturan-aturan, bisa
diramalkan, dan bisa dikendalikan. Menurut teoritikus behavioristik, manusia
sepenuhnya sepenuhnya adalah makhluk reaktif, yang tingkah lakunya dikontrol
oleh factor-faktor yang berasal dari luar. Faktor lingkungan inilah yang
menjadi penentu terpenting dari tingkah laku manusia. Berdasarkan pemahaman
ini, maka kepribadian individu menurut teori ini dapat dikembalikan kepada
hubungan antara individu dan lingkungannya. Manusi datangke dunia ini tidak
dengan membawa cirri-ciri yang pada dasarnya” baik atau buruk”, tetapi netral.
Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan kepribadian individu selanjutnya
semata-mata bergantung pada lingkungannya. Menurut Watson, adalah tidak
bertanggung jawab dan tidak ilmiah mempelajari tingkah laku manusia semata-mata
didasarkan atas kejadin-kejadian subjaktif, yakni kejadian-kejadian yang di
perkirakan terjadi di dalam pikiran, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
- Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik)
Classical Conditioning dipopulerkan oleh Ivan P. Pavlov
(1849-1936). Istilah ini sering juga disebut dengan “Respondent Conditioning”
atau “Pavlovian Conditioning”. Classical Conditioning adalah tipe pembelajaran
dimana seseorang belajar untuk mengkaitkan atau mengasosiasikan stimulus
(Santrock, 2007). Pavlov mengemukakan beberapa prinsip dalam classical
conditioning, yaitu:
1. Generalisasi.
Generalisasi adalah kecendrungan dari stimulus
baru yang mirip dengan CS untuk menghasilkan respon yang sama.
2. Diskriminasi.
Diskriminasi yaitu peresponan terhadap
stimulus tertentu tetapi tidak merespon stimulus lainnya.
Dalam classical conditioning, pelenyapan berarti pelemahan
Conditioned Response (CR) karena tidak adanya Conditioned Stimulus (CS)
(Santrock, 2007). Dalam eksperimennya, Pavlov mendapati bahwa dengan
memperdengarkan bunyi bel saja (tanpa makanan) anjing tidak lagi mengeluarkan
air liur.
2. Operant Conditioning (Pengkondisian Operan)
Operant Conditioning dipopulerkan oleh B.F.
Skinner (1904 – 1990). Operant Conditioning dinamakan juga Instrumental
Conditioning. Pemikiran Skinner awalnya didasarkan dari pandangan E.L
Thorndike. Prinsip dasar dari proses belajar yang dianut oleh Thorndike adalah
asosiasi, dengan teori Stimulus-Respon (S-R). Dalam teori S-R dikatakan bahwa
dalam proses belajar, pertama kali organisme belajar dengan cara mencoba-coba
(trial and error). Thorndike juga berpendapat bahwa belajar terjadi secara
perlahan, bukan secara tiba-tiba.
1.
Hukum efek (The Law of
Effect)
Intensitas hubungan antara stimulus (S) dan
respon (R) sangat dipengaruhi oleh konsekuensi dari hubungan yang terjadi.
Apabila akibat hubungan S-R menyenangkan, maka perilaku akan diperkuat.
Sebaliknya, jika akibat hubungan S-R tidak menyenangkan, maka perilaku akan
melemah. Menurut Thorndike, efek dari reward (akibat yang menyenangkan) jauh
lebih besar dalam memperkuat perilaku dibandingkan efek punishment (akibat yang
tidak menyenangkan) dalam memperlemah perilaku. Dengan kata lain, reward akan
meningkatkan perilaku, tetapi punishment belum tentu akan mengurangi atau
menghilangkan perilaku.
2.
Hukum latihan (The Law
of Exercise)
Pada awalnya, hukum ini terdiri dari 2 bagian,
yaitu: Law of Use yaitu hubungan antara
S-R akan semakin kuat jika sering digunakan atau berulang-ulang, Law of Disuse,
yaitu hubungan antara S-R akan semakin melemah jika tidak dilatih atau
dilakukan berulang-ulang.
3.
Hukum kesiapan (The Law of Readiness)
Thorndike berpendapat bahwa pada prinsipnya
suatu hal akan menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk dipelajari tergantung
pada kesiapan belajar individunya. Jika individu dalam keadaan siap dan belajar
dilakukan, maka individu akan merasa puas. Sebaliknya, jika individu dalam keadaan
tidak siap dan belajar terpaksa dilakukan, maka individu akan merasa tidak puas
bahkan mengalami frustrasi. Prinsip-prinsip dasar dari Thorndike kemudian
diperluas oleh B.F. Skinner dalam Operant Conditioning atau pengkondisian
operan. Operant Conditioning adalah bentuk pembelajaran dimana
konsekuensi-konsekuensi dari perilaku menghasilkan perubahan dalam probabilitas
perilaku itu akan diulangi. Operant Conditioning juga memiliki beberapa
prinsip, yaitu : Reinforcement (penguat atau imbalan), Reinforcement positive
(reward), Reinforcement negative, Primary reinforcement, Secondary
reinforcement, Pairing, Punishment (hukuman).
Di samping penggunaan reinforcement untuk memperkuat tingkah
laku, ada pula dua metode lain untuk mengembangkan pola tingkah laku baru.
1. Shaping
adalah tingkah laku yang kompleks, bukan hanya “simple response”. Tingkah laku
yang kompleks ini dapat diajarkan melalui proses “shaping” atau “successive
approximations”, beberapa tingkah laku yang mendekati respon terminal. Proses
ini dimulai dengan penetapan tujuan, kemudian diadakan analisa tugas,
langkah-langkah kegiatan murid, dan reinforcement terhadap respon yang
diinginkan.
2. Modelling adalah suatu bentuk belajar yang tak
dapat disamakan dengan classical conditioning maupun operant conditioning.
Dalam modeling, seseorang yang belajar mengikuti kelakuan orang lain sebagai
model. Tingkah laku manusia lebih banyak dipelajari melalui modeling atau
imitasi daripada melalui pengajaran langsung.
2.1
2. Pengertian
Teori Psikoanalisis
Teori psikoanalisis di kembangkan oleh sigmun freud yang lahir pada tanggal
6 mei 1856 dan meninggal pada tanggal 23 september 1939. Pada usia 8 tahun
freud bermimpi untuk mencapai kemashuran melalui berbagai penemuan atau
penelitian. Untuk maksud tersebut freud mencoba membedah 400 belut jantan,
untuk meneliti apakah mereka mempunya testes, penelitian ini belum membuat dia
terkenal akhirnya daia mengalihkan perhatiannya pada manuasia.
Pada tahun 1873 freud masuk fakultas kedokteran di Wina dan lulus pada
tahun 1881 dengan yudisium excellent. Sebagai seorang ahli neurologi dia sering
membantu masalah-masalah pasiennya seperti rasa takut yang irrasional, obsesi
dan rasa cemas. Dalam membantu menyembuhkan masalah-masalah mental freud
menggunakan prosedur yang inovatif yang dinamakan psikoanalisis. Penggunaan
psikoanalisis memerlukan interaksi verbal yang cukup lama dengan pasien untuk
menggali pribadinya yang lebih dalam. Banyak buku yang telah di tulis freud,
dan dari teori freud ini memiliki beberapa kelemahan terutama dalam hal-hal
berikut :
- Ketidaksadaran (uniconsciousness) amat berpengaruh terhadap prilaku manusia. Pendapat ini menunjukan bahwa manusia menjadi budak dirinya sendiri.
- Pengalaman masa kecil sangat menentukan atau berpengaruh terhadap kepribadian masa dewasa. Ini menunjukan bahwa manusia dipandang tidak berdaya untuk mengubah nasibnya sendiri.
- Kepribadian manusia terbentuk berdasarkan cara-cara yang ditempuh untuk mengatasi dorongan-dorongan seksualnya. Ini menunjukan bahwa dorongan yang lain dari individu kurang diperhatikan.
Semua teori kepribadian menyepakti bahwa manusia, seperti binatang lain,
dilahirkan dengan sejumlah insting dan motifasi. Insting yang paling dasar
ialah tangisan. Ketika lahir tentunya kekuatan motifasi dalam diri tentunya
belum dipengaruhi oleh dunia luar.kekuatan ini bersifat mendasar dan
individual.
Frued membagi struktur kepribadian kedalam tiga komponen, yaitu id, ego,
dan superego. Prilaku seseorang merupakan hasil dari interaksi antara ketiga
komponen tersebut.
- Id (Das Es)
Id berisikan motifasi dan energy positif dasar, yang sering disebut insting
atau stimulus. Id berorientasi pada prinsip kesenangan (pleasure principle)
atau prinsip reduksi ketegangan, yang merupak sumber dari dorongan-dorongan
biologis (makan, minum, tidur, dll) Prinsip kesenangan merujuk pada pencapaian
kepuasan yang segera, dan id orientasinya bersifat fantasi (maya). Untuk
memperoleh kesengan id menempuh dua cara yaitu melalui reflex dan proses
primer, proses primer yaitu dalam mengurangi ketegangan dengan berkhayal.
2. Ego (Das Ich)
Peran utama dari ego adalah sebagai mediator (perantara) atau yang
menjembatani anatar id dengan kondisi lingkungan atau dunia luar dan
berorintasi pada prinsip realita (reality principle). Dalam mencapai kepuasan
ego berdasar pada proses sekunder yaitu berfikir realistic dan berfikir
rasional. Dalam proses disebelumnya yaitu proses primer hanya membawanya pada
suatu titik, dimana ia mendapat gambaran dari benda yang akan memuaskan
keinginannya, langkah selanjutnya adalah mewujudkan apa yang ada di das es dan
langkah ini melalui proses sekunder. Dalam upaya memuaskan dorongan, ego sering
bersifat prakmatis, kurang memperhatikan nilai/norma, atau bersifat hedonis.
Hal yang perlu diperhatikan dari ego adalah :
- Ego merupakan bagian dari id yang kehadirannya bertugas untuk memuaskan kebutuhan id.
- Seluruh energy (daya) ego berasal dari id
- Peran utama memenuhi kebutuhan id dan lingkungan sekitar
- Ego bertujuan untuk mempertahankan kehidupan individu dan pengembanbiakannya.
3. Super Ego (Das Uber Ich)
Super ego merupak cabang dari moril atau keadilan dari kepridadian, yang
mewakili alam ideal daripada alam nyata serta menuju kearah yang sempurna yang
merupakan komponen kepribadian terkait dengan sytandar atau norma masyarakat
mengenai baik dan buruk, benar dan salah. Dengan terbentukny super ego berarti
pada diri individu telah terbentuk kemampuan untuk mengontrl dirinya sendiri
(self control) menggantikan control dari orang tua (out control). Fungsi super
ego adalah sebagai berikut :
- Merintangi dorongan-dorongan id, terutama dorongan seksual dan agresif
- Mendorong ego untuk mengantikan tujuan-tujuan relistik dengan tujuan-tujuan moralistic.
- Mengejar kesempurnaan. (perfection).
Mekanisme-mekanisme
pertahanan utama yang didentifikasi oleh Freud mencakup :
·
Represi adalah
penekanan impuls ke alam bawah sadar.
Contoh : seorang pria melihat seorang wanita yang menarik
perhatiannya tanpa disadari ternyata ia adalah dosennya yang sudah mempunyai
suami, lalu ia melupakannya dengan cara merepres ke dalam untuk melupakannya.
·
Pembentukan reaksi
adalah penggantian impuls atau perasaan yang menimbulkan ketakutan atau
kecemasan dengan lawannya didalam kesadaran.
Contoh : si A menyukai si B tapi si A bilang tidak menyukainnya.
·
Pengalihan (displacement) adalah pelampiasan.
Contoh : seorang pimpinan memarahi
bawahannya, dan bawahannya tidak terima tetapi dia tidak dapat memarahi balik
karena ia adalah atasannya, maka ia melampiaskan kemarahannya ke istri atau
anaknya.
·
Fiksasi adalah
berhenti di satu fase karena di fase berikutnya menimbulkan kecemasan.
Contoh : anak kecil yang sedang belajar jalan dan terjatuh
sehingga dia takut lagi untuk berjalan karena takut akan terjatuh lagi.
·
Regresi adalah mundur
ke cara masa lalu.
Contoh : seorang remaja yang mengompol, padahal mengompol adalah
perlakuan masa anak-anak.
·
Proyeksi adalah
memproyeksikan impulsnya kepada orang lain.
Contoh : si A membenci si B, tetapi si A beranggapan si B yg
membenci dia karena si B adalah mertuanya.
·
Sublimasi adalah
mengalihkan hal negative ke positif.
Contoh : lelaki itu perokok tetapi ia mencoba berhenti dengan
setiap harinya tidak lupa membawa permen untuk menggantikan rokok.
2.1
3. Pengertian
Teori Humanistik
Dalam
teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada
manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang
pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan
kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang
paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita
amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan
untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan
sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap
berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa
dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami
perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Menurut hemat kami, Teori Belajar
Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana
memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
Manusia dilihat sebagai mempunyaikeinginan untuk berusaha secara semula
jadike arah kebahagiaan dan kreativiti. Konsep Maslow menekankan aspek
manusia mempunyai naluri semula jadi yang baik dan mempunyai keinginan
mencapai kesempurnaan. Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk
memvisualisasi gagasannya mengenai teori hirarki kebutuhan. Menurut
Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki,
mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling
tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut :
- Kebutuhan fisiologis atau dasar
- Kebutuhan akan rasa aman
- Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
- Kebutuhan untuk dihargai
- Kebutuhan untuk aktualisasi diri
2.2
1. Erich Froom
Erich Pinchas Fromm
(lahir 23 Maret 1900 – meninggal 18 Maret 1980 pada umur 79 tahun) merupakan seorang psikologi, psikoanalis, dan filosofi manusia berkebangsaan Jerman. Dia merupakan asosiasi untuk Sekolah Frankfurt untuk teori kritik. Dia dilahirkan di Frankfurt am
Main. Erich Fromm pertama kali belajar
pada tahun 1918 di Universitas
Frankfurt am Main untuk semester dua di yurisprudensi. Pada musim panas 1919, Fromm studi di Universitas Heidelberg
di fakultas sosiologi. Dia merupakan anggota Partai Sosialis
Amerika pada era 1950-an.
Teori yang menggunakan pendekatan sosial
psikologis dimana pemusatan perhatianya pada penguraian cara-cara dimana
struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya
sehingga karakter para anggota tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada
masyarakat . Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya
maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencitai atau
bagaimana meemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat
yang otoriter , karna manusia adalah mahluk yang memiliki kesadran pikiran akal
sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai , perhatian tanggung jawab
integritas bisa di lukai mengalami kesedihan sehingga apbila dalam kaitanya
manusia kurang dalam menanggapi hal yang di sebutkan tersebut maka manusia
tersebut bisa di katakan tidak sehat secara mental menurut Eric fromm .
Kebutuhan dasar
manusia menurut eric fromm :
1. Kebutuhan akan keberhubungan kebutuhan ini adalah secara
spesifik aktif dan produktif mencintai orang lain .
2. Kebutuhan akan
trandensi mengungguli alam menjadi mahluk yang kreatif Kebutuhan akan
kemantapan ingin meiliki rasa bersahaja pada dunia dan orang lain supaya dapat
beradaptasi di dunia .
3. Kebutuhan akan idenditas brusaha untuk memiliki rasa
idenditas personal dan keunikan guna menciptakan rasa yang terlepas dari dunia.
4. Kebutuhan akan kerangka orientasi untukmencptakan rasa yang
terlepas dari dunia. Hal kebutuhan tersebut adalah sifat alamiah dari manusia
menurut fromm dan ini berubah saat evolusi namun manivestasi dari kebutuhan ini
adalah akan memunculkan potensi-potensi batiniah di tentukan oleh aturan-aturan
sosial di mana ia hidup dan kepribadian seseorang berkembang menurut
kesempatan-kesempatan yang di berikan kepadanya oleh masyarakat tertentu . Sehingga
kepribadian sehat menurut Eric from adalah penyesuaian diri seseorang dalam
masyarakat merupakan kompromi antara kebutuhan-kebutuahn batin dan tuntutan
dari luar dan seseorang menerapkan kerakter sosial untuk memenuhi harapan
masyarakat kepribadian sehat juga adanya keinginan untuk mencintai dan di
cintai .
2.3
2. Rogers
Rogers lahir di Oak
Park, Illinois, pada 8-1-1902. Pada umur 12 tahun keluarganya mengusahakan
pertanian dan Rogers menjadi tertarik kepada pertanian secara ilmiah. Pertanian
ini membawanya ke perguruan tinggi. Setelah menyelesaikan pelajaran di
University Of Wisconsin pada 1924 dia lalu masuk Union Theological Seminary di
New York City, di mana dia mendapat pandangan yang liberal dan filsafat
mengenai agama. Kemudian pindah ke Teachers College of Coulmbia; di sana
dia terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal psikologi klinis dengan
bimbingan L. Hollingworth. Dia mendapat gelar M.A. pada 1928 dan doctor
pada 1931 di Coulmbia. Pengalaman praktisnya yang pertama – tama
diperolehnya di Institute for Child Guidance. Lembaga tersebut orientasinya
Freudian yang spekulatif itu tidak cocok dengan pendidikan yang mementingkan
statistic dan pemikiran menurut aliran Thorndike.
Menurut Rogers , Rogers adalah pelopor di dalam penyelidikan di
bidang counseling dan psikoterapi, dan memberikan banyak dorongan kea rah
penyelidikan mengenai sifat-sifat dari proses yang terjadi selama perawatan
klinis . Semenjak perumusan teori self itu Rogers memperluas research yang
meliputi pula macam – macam kesimpulan – kesimpulan dan teori kepribadiannya .
Metode – metode yang dikeluarkan Rogers meliputi :
1. Positive approval
self-reference
2. Negative or
disapproval self reference
3. Ambivalent
self-reference
4. Ambiguous
self-reference
5. Reference to
external object and persons, and questions
Dalam penyelidikan
Rainy itu pikiran pokoknya dalah demikian . Selama terapi (counseling) maka ada
perubahan self-reference itu . Biasanya disapproval atau ambivalent menuju
kearah approval . Sebelum memulai counseling pasien disuruh memilih mengatur
kartu yang berisi pernyataan itu dalam 2 cara yaitu :
1. Self-sort :Aturlah kartu – kartu untuk menggambar
dirimu sendiri sebagaimana kau lihat hari ini dari yang paling tidak mirip
dengan kamu sampai yang paling mirip dengan kamu .
2. Ideal-sort :Sekarang aturlah kartu-kartu
itu untuk menggambarkan orang yang kamu cita- citakan , orang yang ingin kamu
tiru , kamu ingin seperti dia .
Konsepsi
– konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah
1. Organism , yaitu keseluruhan individu ( the
total individual )
a. Organisme bereaksi
sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya .
b. Organisme mempunyai
satu motif dasar yaitu : mengaktualisasikan dan mengembangkan diri .
2. Medan phenomenal , yaitu keseluruhan
pengalaman ( the totality of experience ) , yang memiliki sifat disadari atau
tak disadari tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu
dilambangkan atau tidak .
3. Self , yaitu bagian dari medan phenomenal
yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola – pola Penagamatan dan penilaian
sadar daripada “I” atau “me” . Self mempunyai macam – macam s
Sifat yaitu :
Ø Self berkembang dari interaksi organism dengan
lingkungannya .
Ø Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai
orang lain dan mengamatatinya dalam cara
bentuk yang tidak wajar .
Ø Self mengejar ( menginginkan ) consistency ( keutuhan
/ kesatuan, keselarasan )
Ø Organism bertingkah laku dalam cara yang
selaras (consistent) dengan self .
Ø Pengalaman – pengalaman yang tak selaras
dengan struktur self diamati sebagai ancaman .
Ø Self mungkin berubah sebagai hasil dari
pematangan (maturation) dan belajar .
2.2 3. Abraham Maslow
Abraham
Maslow adalah seorang psikolog terkenal yang teman bekerja pada psikologi
humanistik telah melihat ketenaran menyebar ke berbagai mata pelajaran
kemanusiaan seperti geografi dan demografi. Ia terutama terkenal dengan
Hierarchy-nya ‘Kebutuhan.
Abraham
Harold Maslow lahir pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah
anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif
tidak berpendidikan sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk
anak-anak mereka berhasil di tanah air baru mereka. Dengan demikian semua
anak-anak mereka didorong untuk belajar; Abraham anak tertua didorong sangat
keras karena ia di akui sebagai seorang intelektual di usia muda.
Maslow
sendiri merasa bahwa masa kecilnya relatif bahagia, sendirian di lingkungan
aneh dia berlindung dalam mempelajari dan buku-bukunya. Maslow menghabiskan
masa kecilnya di Brooklyn.
Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran
psikologi humanistik. Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul
tahun 1950-an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran
ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi
dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis. Permasalah ini
dirangkum dalam lima postulat Psikologi Humanistik dari James Bugental (1964),
sebagai berikut:
1. Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen.
2. Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya.
3. Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam
konteks orang lain.
4. Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab.
5. Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai,
dan memiliki kreativitas.
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada
pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard,
Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk
memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal
sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki
Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan
atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai
yang paling tinggi (aktualisasi diri). Adapun hirarki kebutuhan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Kebutuhan fisiologis/ dasar
2. Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
4. Kebutuhan untuk dihargai
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Kritik terhadap teori piramida
kebutuhan
Tapi ada sebuah loncatan pada piramida
kebutuhan Maslow yang paling tinggi, yaitu kebutuhan mencapai aktualisasi diri.
Kebutuhan itu sama sekali berbeda dengan keempat kebutuhan lainnya, yang secara
logika mudah dimengerti. Seakan-akan ada missing link antara piramida ke-4
dengan puncak piramida. Seolah-olah terjadi lompatan logika.
BAB III
KESIMPULAN
Pengertian Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam pemahaman
tingkah laku manusia , yang dikembangkan oleh John B. Watson (1878-1958),
seorang ahli psikologi Amerika sebagai reaksi psikodinamika. Prespektif
behavioral ini berfokus pada peran dari belajar dalam menjelaskan tingkah laku
manusia. Pendekatan behavioral dalam pembelajaran menekankan pandangan yang menyatakan
bahwa perilaku harus dijelaskan melalui proses yang dapat diamati, bukan dengan
proses mental. Menurut pandangan ini, pemikiran, perasaan, dan motif bukan
subyek yang tepat untuk ilmu perilaku sebab semua itu tidak bisa diobservasi
secara langsung. Pembelajaran pada teori ini menekankan kepada pembelajaran
asosiatif, yaitu dua kejadian yang saling terkait. Misalnya, pembelajaran
asosiatif terjadi ketika murid mengaitkan kejadian yang menyenangkan dengan
pembelajaransesuatudisekolah.
Psikoanalisis adalah
teknik yang khusus menyelidiki aktivitas ketidaksadaran (bawah sadar). dan
tokoh-tokoh dari psikoanalisis Sigmund Freud, Alfred Adler, Carl Gustav
Jung. Konsep psikoanalisis sampai sekarang masih relevan dan sangat berpengaruh
dalam kehidupan manusia.Konsep ini masih digunakan sebagai acuan dalam
mengatasi gangguan kejiwaan(neurotik). Psikoanalisis menggunakan metode
menganalisis dan mengeluarkan faktor-faktor dalam alam bawah sadar seseorang.
Dengan menggunakan prinsip yang dipakainya yaitu mencari dahulu faktor-faktor
yang menyebabkan neurose melalui teknik-teknik evaluasi kepribadian, dan
diusahakan untuk menghilangkan faktor-faktor dalam rangka gejala-gejala
penyakit
Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut
pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal
diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Menurut hemat kami, Teori Belajar
Humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana
memanusiakan manusisa serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
·
Feist, Jess &
Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
·
Feist, Jess &
Gregory J. Feist. 2011. Teori Kepribadian Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.