Arsitektur komputer dan Struktur
Kognitif Manusia
Sebelum membahas sistem
informasi berbasis komputer ada baiknya kita harus mengetahui apa itu sistem
informasi. Sebenarnya sistem informasi pada komputer dan sistem informasi pada
manusia itu hamir sama namun yang membedakan itu hanya dalam tahap penyimpanan
dan tahap pemanggilan kembali datanya. Sistem pemrosesan informasi manusia,
aliran proses informasi manusia dimulai dari ditangkapnya stimulus atau
rangsangan dari lingkungan sekitar oleh indera kita (mata, kulit, dll) yang
kemudian dikirim ke otak. Di dalam otak semua stimulus ini diproses yang
kemudian menghasilkan berbagai keluaran seperti membuat keputusan.Arsitektur
komputer juga dapat didefinisikan dan dikategorikan sebagai ilmu dan sekaligus
seni mengenai cara interkoneksi komponen-komponen perangkat keras untuk dapat
menciptakan sebuah komputer yang memenuhi kebutuhan fungsional, kinerja, dan
target biayanya.
Masih bersumber wikipedia juga,
kognisi adalah kepercayaan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari
proses berpikir tentang seseorang atau sesuatu. Proses yang dilakukan adalah
memperoleh pengetahuan dan memanipulasi pengetahuan
melalui aktivitas mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar,
membayangkan dan berbahasa. Kapasitas atau kemampuan kognisi biasa diartikan
sebagai kecerdasan
atau inteligensi. Bidang ilmu yang mempelajari kognisi beragam, di antaranya
adalah psikologi,
filsafat,
komunikasi,
neurosains,
serta kecerdasan buatan. Kepercayaan/ pengetahuan
seseorang tentang sesuatu dipercaya dapat memengaruhi sikap mereka dan pada
akhirnya memengaruhi perilaku/ tindakan mereka terhadap sesuatu. mengubah
pengetahuan seseorang akan sesuatu dipercaya dapat mengubah perilaku mereka.
Kaitan antara Struktur Manusia dan Arsitektur Komputer
Pada dasarnya struktur kognitif
manusia memiliki cara kerja yang sama dengan komputer, yaitu Input (Pemasukkan
informasi), Storage (Pemrosesan Informasi), dan Output (Pengeluaran Informasi).
Bagaimana manusia berfikir, menganalisa, memproses dalam pembuatan arsitektur
komputer tentunya tidak luput dari upaya yang dilakukan oleh manusia. Begitu
pula sebaliknya, struktur kognisi manusia pun terkadang membutuhkan bantuan
arsitektur komputer dalam membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang
ada. Jadi antara struktur kognisi manusia dengan arsitektur komputer cukup erat
kaitannya karena saling membutuhkan dan saling mempengaruhi.
Kelebihan dan Kekurangan Arsitektur Komputer jika
dibandingkan dengan Struktur Kognitif Manusia
Robert L. Solso, Otto H. Maclin, dan
M. Kimberly Maclin (2007) menyatakan bahwa walaupun komputer memiliki banyak
kelebihan, namun komputer juga memiliki banyak kekurangan dibandingkan dengan
kognitif manusia, yaitu:
Kelebihan: Pada umumnya komputer dapat melakukan operasi
matematika dan logika dengan sangat cepat. Komputer dapat menguji model-model
kognitif dengan sumber daya ruang dan waktu yang lebih hemat. Dalam waktu yang
sama, komputer dapat melakukan ribuan simulasi dan menghasilkan ribuan
data, dan lain-lain
Kelemahan:Komputer tidak memiliki emosi seperti manusia. Komputer
tidak dapat melakukan generalisasi. Komputer tidak mampu memahami pola-pola
yang kompleks. Komputer tidak mampu membuat kesimpulan. Manusia lebih unggul
dalam mengenali wajah, dan lain-lain
Contoh kasus:
Menurut
artikel ini Automatic Cooking Robot yang sedang dikembangkan oleh Shanghai Jiaotong University, Yangzhou
University dan pengusaha (restoran) dari Shenzhen adalah sebuah robot yang bisa
memasak sampai 600 jenis masakan cina. Bisa dibayangkan bila kita punya robot
seperti ini, pastinya kami tidak akan pernah bosan untuk makan di rumah terus.
Sayang tidak ada penjelasan bagaimana prosedurnya tetapi mungkin karena saking
banyaknya, kita harus terlebih dahulu meletakkan bahan-bahannya haha.
Sepertinya bukan hal tidak mungkin lagi kalau nantinya mau makan, kita cukup
tekan tombol dan makanan segera tersedia.
Analisis saya pada contoh kasus
diatas, memmang tekonogi hampir dapat membuat semua kegiatan manusia menjadi
praktis, bahkan dalam halnya memasak. Namun perlu ditekankan sekali lagi pada
kelemahan komputerisasi seperti dalam generalisasi dan pemahaman pada pola
kompleks, dimana mungkin teknologi diatas dapat membuat suatu makanan, tapi
tetap segala sesuatu mengenasi rasa dan komposisi makanan yang akan diolah
diprogram oleh manusia.
Sumber :
Solso, R., Maclin, O. H., dan Maclin, M.K. Psikologi Kognitif. 2007.
Jakarta: Erlangga